VIVAnews - Organisasi
Islam Muhammadiyah memutuskan awal puasa 1 Ramadhan 1434 H akan jatuh
pada Selasa, 9 Juli 2013. Keputusan ini berdasarkan hasil hisab yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah.
Muhammadiyah juga menentukan bahwa 1 Syawal 1434 H atau Idul Fitri akan jatuh pada 8 Agustus 2013. Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Elyas mengatakan penentuan tanggal tersebut kemungkinan akan berbeda dengan keputusan Pemerintah.
Muhammadiyah juga menentukan bahwa 1 Syawal 1434 H atau Idul Fitri akan jatuh pada 8 Agustus 2013. Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Elyas mengatakan penentuan tanggal tersebut kemungkinan akan berbeda dengan keputusan Pemerintah.
"Jadi umat Islam
Muhammadiyah akan mengawali puasa 1 hari lebih awal dari yang ditetapkan
pemerintah," kata Yunahar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis
13 Juni 2013.
Menurut Yunahar, keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan keagamaan murni dan tak ada unsur politik. "Kalau pertimbangan politik keagamaan, tidak dapat dipertanggungjawabkan,” dia menegaskan.
Yunahar mengatakan pemerintah tidak perlu mempersoalkan perbedaan penetapan awal Ramadhan Muhammadiyah ini. Sebab, pemerintah mestinya hanya mengurusi kapan hari libur awal puasa dan libur Lebaran, bukan aspek agamanya.
Yunahar juga memastikan PP Muhammadiyah tidak akan mengikuti Sidang Isbab Kementerian Agama RI karena suda dipastikan akan kalah suara dalam menentukan awal puasa. Alasan lain, Muhammadiyah ingin menjaga hati umat.
Berkaitan dengan itu, Oman Fathurohman dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjelaskan penentuan awal Ramadan dan 1 Syawal tahun ini didasarkan atas hasil hisab yang dilakukan timnya.
Berdasarkan hasil hisab tersebut, ijtimak menjelang Ramadhan 1434 H terjadi pada Senin Pon, 8 Juli 2013 M pukul 14:15:55 WIB. "Pada saat itu, tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta dan hilal sudah wujud."
Menurut Yunahar, keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan keagamaan murni dan tak ada unsur politik. "Kalau pertimbangan politik keagamaan, tidak dapat dipertanggungjawabkan,” dia menegaskan.
Yunahar mengatakan pemerintah tidak perlu mempersoalkan perbedaan penetapan awal Ramadhan Muhammadiyah ini. Sebab, pemerintah mestinya hanya mengurusi kapan hari libur awal puasa dan libur Lebaran, bukan aspek agamanya.
Yunahar juga memastikan PP Muhammadiyah tidak akan mengikuti Sidang Isbab Kementerian Agama RI karena suda dipastikan akan kalah suara dalam menentukan awal puasa. Alasan lain, Muhammadiyah ingin menjaga hati umat.
Berkaitan dengan itu, Oman Fathurohman dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjelaskan penentuan awal Ramadan dan 1 Syawal tahun ini didasarkan atas hasil hisab yang dilakukan timnya.
Berdasarkan hasil hisab tersebut, ijtimak menjelang Ramadhan 1434 H terjadi pada Senin Pon, 8 Juli 2013 M pukul 14:15:55 WIB. "Pada saat itu, tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta dan hilal sudah wujud."
Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut, kata dia, di sebagian wilayah barat Indonesia hilal sudah terwujud dan di sebagian wilayah Timur Indonesia belum.
"Dengan begitu garis batas wujudul hilal melewati Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua. Dengan begitu 1 Ramadan jatuh pada Selasa tanggal 9 Juni 2013," katanya. (kd)
"Dengan begitu garis batas wujudul hilal melewati Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua. Dengan begitu 1 Ramadan jatuh pada Selasa tanggal 9 Juni 2013," katanya. (kd)
0 komentar:
Posting Komentar